/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Sabtu, 28 Desember 2013

Gambar Kartun Dewasa Dengan Makna Tersembunyi

Selain menarik, gambar kartun dewasa di bawah ini ternyata mengandung makna yang tersembunyi (coba perhatikan secara detail). Apa maknanya? kalian bisa diskusikan di kolom komentar.


Gadis Mungil Telanjang

FOTO syurrr








Tiduri Aku…Ibu!!! (Kisah Nyata?)

.…Tersentak hati Bu Dina mendengar permintaan anaknya. Anak laki-lakinya ingin ditiduri, ingin diberi kehangatan darinya….kehangatan seorang wanita. Kehangatan…hmm……

—oooOooo—

Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.
Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.
Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu ’maskot’ pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai ’rising’ star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja ’fitnah’ dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.
’ah…paling dengan keseksiannya’ kata mereka yang tidak suka.

—oooOooo—

”Ibu mau kemana….?” tanya Fitri, puteri bungsunya
”Ibu mau berangkat ke kantor nak…” jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya
”Kok masih gelap bu….bareng ayah gak bu…?” tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel
”Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung…” jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya

Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.

”Aku tidak boleh terlambat…aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang..” pikir Dina dalam hati
”Bu, aku masih mau tidur….” kata Fitri
”Iyya nak….”
.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, ”Nanti sekolah sama si Mbok ya….sarapan disekolah juga gak apa-apa kok…Ibu harus berangkat pagi-pagi…”
”Ah, Ibu…kemarin sudah pegi pagi…kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi…” keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya
”Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit…..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan…” jawab Dina pelan
”Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok…sekolah juga sama si Mbok….” keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.
”Fitri, Ibu mau berangkat…..kamu berangkat sama si Mbok ya…!” seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.
Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.
Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan ’rona merahnya’. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya…
”Huh…Fitri selalu membuat aku marah….Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor…” keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.
”Ah sudah pk. 04.45…aku bisa terlambat …”
Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya….Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya…
”Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah…”

—oooOooo—

Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.

Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat….”Akhirnya aku berhasil….”
Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya…….

”Dina selamat ya….tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan…..” kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.
Jabatan tangan yang terasa ’lain’. Terasa ada getaran ’hangat’ yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang…entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya ’kacau’, hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa
”Dina, kerja kamu luar biasa…..masih muda, cantik, jenius….tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tsb…..” kata seorang Komisaris
Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya…seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb
”Terima kasih Pak..terima kasih…semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak…”

”Berapa usiamu sekarang… adakah 40…?” tanya Komisaris itu lagi
Dina tersipu malu…..rona merah kembali menghiasi wajahnya….
”Saya baru 34…. Pak…” jawab Dina sambil tertunduk malu
”Wow…Surprise…kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi…semoga kamu sukses ya….”

Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi….? ah, gak mungkin… aku salah dengar….

—oooOooo—

Minggu, pk. 04.00 Dina terbangun.
Ohhhhh….lelah pikiran dan badannya membuatnya agak sedikit malas untuk bangun. Namun undangan stake holder untuk sekedar minum kopi pagi di Kafe Padang Golf mengharuskan dia untuk segera bergegas…..

”Ah….ngantuknya…..”
Dina kembali merahkan badannya….rasanya dia ingin meliburkan diri bersama anak-anaknya….terutama Fitri yang kemarin membuatnya sedikit marah….
Tapi…undangan Direksi dan Komisaris adalah sebuah ’Perintah’…laksana titah Raja yang harus dijalankan, meskipun hanya ajakan sambil lalu…

”Ahhhh…..”
Dina mulai menyiapkan diri. Mandi pagi dan sedikit bersolek….tampil agak cantik dan…hmmmm..seksi dikit rasanya tidak apa-apa. Toh akan bersantai bersama orang-orang penting ’penguasa’ kantor….’apalagi bila….bila ada yg tertarik padaku…’ pikirnya..
’ah pikiran ngelantur…..’ pikirnya lagi

”Ibuuuu….Tolong tiduri aku Bu….” seru Adit sambil berjalan pelan dan membawa bantal guling yang sarung entah kemana
”Adiiit….?” tanyanya heran
”Adiit….” seru Dina kembali. Heran, tidak biasanya Adit bangun pagi dan pindah ke kamarnya.
”Ibuuu…tolong tiduri aku bu…semalam aku gak bisa tidur…aku kepikiran Ayah….aku ingin bermain bersama Ayah….”
”Adit. Hari ini Ibu masuk kantor….Ibu akan bertemu Bos di kantor…” jawab Dina
”Ibuuu…tolong tiduri aku…aku ngantuk …pengen tidur bareng Ibu…” pinta Adit, kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Dina, Ibundanya…

Dina terdiam. Hatinya semakin membuncah….perasaan malas memenuhi undangan Direksi kembali muncul….tapi motivasi untuk memperlihatkan loyalitas demikian tinggi…dus, dia sudah berdandan seksi.

Diusap-usap perlahan kepala Adit. Rambutnya yang sedikit ikal bergelombang mirip seperti rambutnya. Bentuk wajahnya yang agak oval dan halus merujuk pada ayahnya…

”ahhh..aku jadi ingat Mas Darman. Wajah Adit mirip ayahnya….semalam dia memberi kabar kalau Meeting di bandung diperpanjang karena banyak Klien baru yang ikut datang….” bathin Dina dalam hati….seketika ia merasa bersalah dengan suaminya.

”Adiiit, Ibu harus pergi sayang…..Ibu harus masuk kantor…..”
”Tapi buu…” Adit tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena Dina mengangkat kakinya perlahan, sehingga kepala Adit berpindah ke bagian pinggir tempat tidur.

Dina meneruskan riasannya dimuka cermin yang ada di sisi kanan tempat tidurnya. Bibirnya diolesi lipstick tipis warna merah muda, sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Pakaian terbaik yang dimilikinya, hadiah Ulang Tahun dari Mas Darman suami tercinta.

”Mas Darman pasti akan silau bila melihat aku sekarang. Pasti akan memujiku ’Cantiiik’..hehehe…sayang dandananku saat ini untuk orang lain….”
”Huk..huk..huk..” suara batuk kecil beriak keluar dari mulut Adit
”Adiit, kamu batuk. Jajan apa kamu kemarin” tanya Dina sambil terus memainkan penghalus bedak dipipinya
”Huk..huk..huk..” suara itu kembali terdengar
“Mboookkk….tolong ambilkan air putih hangat. Adit batuk nih” teriak Dina dari dalam kamarnya

Tepat pk. 05.00 Dina meluncur menuju Kafe Padang Golf. Perjalanan akan memakan waktu 30 menit. Cukuplah. Karena pertemuan dan sarapan kopi pagi baru akan dimulai pk. 06.00. Tapi biasanya banyak yang sudah datang dengan perlengkapan stick golf, termasuk pemilihan ’caddy’ pendamping permainan golfnya nanti.

—oooOooo—

Dina sangat menikmati suasana Kopi Paginya. Dia begitu cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tidak ada lagi perasaan canggung, malu dan minder bercengkerama dengan jajaran Direksi, Komisaris dan Pimpinan Unit Mitra Kerja. Apalagi dalam acara yang dikemas secara informal ini. Seolah ia sudah menjadi bagian dari mereka. Jajaran elit perusahaan.

”Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu…meski tak layak ku harap debu Cinta-MU” ringtone HP Dina berbunyi….
”Maaf Pak,,,,,,,” Dina tak sanggup meneruskan kata-katanya untuk meminta ijin mengangkat Hpnya
”Silakan ..silakan….ini suasana santai kok” jawab salah seorang Direksi
”Permisi Pak”
”Meski begitu ku akan bersimpuh… Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu….” ringtone itu terus berbunyi…

Ditempat yang agak jauh dari kerumunan orang Dina mengangkat Hpnya…
”Hallo….” sapanya
”Bu…kamu ada dimana sekarang….?” tanya suara disana dengan lembut
”Sedang bersama Direksi dan komisaris di kantor.. Yahas…” jawab Dina
Ohhh,…ternyata dari mas Darman, suaminya. Dina terbiasa memanggilnya Ayah, menyesuaikan diri dengan panggilan anak-anaknya
”Loch emangnya masuk… ?” tanya Mas Darman lagi
”Iyya Yah…”
”kapan pulangnya…Adit sakit di rumah kata si Mbok…”
”nanti siang…..atau mungkin juga sore…”
”Yaa sudah…biar Ayah saja yang pulang segera”

—oooOooo—

Pk. 15.30 Dina kembali kerumahnya.
Sarapan Kopi Pagi di kafe Padang Golf ternyata diteruskan dengan acara ramah tamah dan meeting informal dengan Mitra Kerja dan Klien. Beberapa Kontrak Kerja ’deal’ setengah kamar dalam ramah tamah itu. Dina baru mengetahui kalau banyak ’deal’ ’deal’ kontrak kerja yang putus di Kafe, Padang Golf serta jamuan makan. Mungkin karena lebih santai dan informal….pikirnya, sehingga lebih mudah untuk bicara dari hati ke hati

Tiba di ujung jalan pemukiman, Dina melihat banyak orang berduyun menuju satu rumah dengan membawa nampan, rantang dan gelas-gelas kecil.
”Ada apa ini…?” tanya Dina dalam hati

Ada bendera kuning terikat di atas tiang listrik tepi jalan…
”Ohh ada yang meninggal….”
Dina mempercepat langkahnya. Ia juga ingin melayat. Ia tak ingin juga tertinggal dalam urusan sosial di lingkungannya….

Tak berapa lama Dina tersentak. Kakinya kaku tak bisa digerakkan….dia melihat banyak orang berkerumun dipekarangan rumahnya. Kebanyakan ibu-ibu dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna gelap dan berkerudung. Bapak-bapak ada di ruang tengah…

”ohh…apakah…apakah…..”
”Tidaaaakkkkkkkkk”

Dina mencoba untuk berlari. Namun kakinya semakin sulit bergerak.

Air mata Dina deras mengalir ketiak ia melihat seorang bapak berpeci hitam dan berpakaian muslim putih sedang melantunkan ayat-ayat Qur’an. Dari suaranya tersendat terlihat jelas bahwa Bapak itu menahan tangis. Kadang sesegukan sesekali menghambat laju bacaan Qur’annya..

”Mas Darman…..Ayahhhhhh” seru Dina setengah berteriak
“Ayah siapa yang meninggal Yah….?” tanya Dina kepada Bapak yang sedang mengaji tadi
”Ayah..siapa yah….?” tanyanya lagi
Bapak tadi tidak menjawab. Telunjuk jarinya mengisyaratkan bahwa Dina bisa membuka kain kafan yang belum tertutup

Dengan sedikit merangkak, Dina berjalan tersendat, dan membuka kain kafan penutup wajah si mayit.

”Yaa Allah…Aadiiitttt” Dina langsung memeluk tubuh jenazah itu
”Maafkan Ibu Nak….maafkan Ibu nak…….” teriak Dina keras, membuat seisi rumah menoleh kepadanya. Bahkan beberapa orang yang berada di luar juga berlari kearah rumah
”Adddiiiiittttt….Sini nak…Ibu akan tiduri kamu…Ibu akan tidur bersamamu Nak…..”
”Addiiittttt bangun nak..Ibu sudah pulang…Ibu sudah pulang nak….”
”Ibu ingin tidur bersama mu….”

Dina meraung keras seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya….air matanya mengalir deras. Tak kuasa menahan sedih. Rasanya ingin sekali ia menggoyang-goyangkan tubuh kaku itu agar kembali bergerak….namun Mas Darman segera merangkulnya. Memeluknya. Dan mencium keningnya…

”Bu….ini salah kita..salah Ayah….Ayah terlalu sering meninggalkan keluarga..”
”Bukan Yah…ini salah Ibu…tadi pagi Adit minta ditemani tidur, tapi Ibu tolak…”
”Ya sudahlah…ini salah kita semua. Adit terkena paru-paru basah akut. Dan terlambat ditolong…..”

—oooOooo—

Anak, isteri, suami dan keluarga adalah perhiasan dunia. Perhiasan yang paling indah adalah istri yang sholeh (Amar’atush-Sholihah), suami yang adil (’imamun ’adilun) dan anak-anak yang mendoakan orang tuanya (awaladdun sholihin yad’ulah)

Cerita Dewasa SMA Ngentot di Atas Meja

Cerita Dewasa SMA Ngentot di Atas Meja - Nama gw Andre gw masih kuliah di salah satu PTS di jakarta. gw orangnya biasa aja… tapi banyak yang bilang badan gw gagah… tinggi gw 175…. dulu di SMU gw termasuk salah satu cowo yang di PUJA” sama wanita… dari Kelas 1 sampai kelas 3.

Cerita Dewasa ini berawal pas gw duduk di SMU.. pertama kali gw masuk kelas 3.. gw pindahan dari surabaya.. SMP gw di jakarta cuma sampai kelas 2 semester 1.. kelas 2 SMP.. selanjutnya gw terusin di surabaya.. maklum bonyok pindah kerja melulu… terpaksa gw ikut juga……

waktu itu hari pertama gw masuk kelas 3.. gw di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA… gw orang pinter wajar masuk IPA… hauahahhauah!!.. gw di kenalin sama guru gw n kepsek di kelas… udah gitu gw di suruh duduk di samping cewe yang langsung gw kenal namanya anita tingginya sebahunya gw.. badannya sintel banget payudaranya yang selalu buat gw ndisir melulu klo deket dya…. gw sempet tuker-tukeran no. hp sama dya… setelah gw tau dya kaya’ gimana… gw coba aja jadian sama dya…



Gw jalan sama dya masih sampai sekarang… dya klo deket gw rada” binal… Napsuan… bersyukur banget gw dapet cewek macem gitu… waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk… gw sama anita ngobrol aja dipojok kelas.. maklum tempat duduk gw sama dya di taro di pojok sama walas… pertama gw sich nggak berani ngapangapain dya di kelas tapi klo udah masuk ke mobil gw abis tuch cewe…. waktu itu gw liat temen gw lagi cipokan di depan kelas…. balakng meja guru… tiba” aja cewe gw ngomong gini

“tuch rido aja berani.. masa’ kamu kalah sama dya??”
“ha? aku kalah……

belum sempet selesai bibir gw di lahap sama anita… di bales aja dengan ciuman n sedotan yang bikin dya ampun-ampunan sama gw. Anita sempet ngasih lidahnya ke gw. tapi gw lepas ciumannya “kenapa??” gw bilang aja begini
“aku nggak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan”…
“y udah.. maen biasa aja”…
gw lanjutin ciuman gw di bawah.. bangku meja gw gw dorong ke depan supaya lebih luas gw ngelakuin ciuman demi ciuman……

“ahhhhhh…. ahhhh…… ndree..”

kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah gw puas ciumin tuch bibir, gw turun ke bawah ke lehernya dya yang makin membuat dya kewalahan. Dan tangan gw ngeremes” payudara dya.. yang ukurannya gw taksir 35 tau A B C D.. cuz setiap gw tanya dya g pernah mau jawab…. gw remes tuch dadanya sampe dya kelojotan… setelah gw nandain tanda merah di lehernya… dya ngeremes remes kontol gw… yang membuat ni “ADEK” kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut…. maupun masih make baju seragam n gw ngelakuin di dalam kelas… gw tetep nggak gentar…. gw bukan resleting seragam gw… n gw keluarin tuch siADEK.. dan si anita udah siap dengan mulutnya yang menganga…. gw sempet nutupin dya pake jaket gw… sehingga misalnya temen gw nanya gw bilang aja lagi sakit.

jilatan demi jilatan dya beri untuk gw….. isapan dya bikin gw nggak kuat lagi buat nahan keluarnya mani gw….. lidahnya bergoyang” di ADEK gw…. “akhhhhhhh………. crotttttt…… croooootttt crotttttttttttt….” keluar mani gw…..anita membersihkannya dengan mulutnya… dan di kocok” trus di ADEK gw…….. selesai itu gw bersiin mulutnya dya pake tissue yang ada di kantongnya…. gw sama anita kembali berciuman… freenc kiss,,, lidahnya dya ber gelugit” di dalam mulut gw……

jam 12.00 gw balik sekolah…. sebelum gw gas mobil gw ke rumah gw di bilangan bekasi.. nggak jauh dari rumahnya anita.. gw bermain dadanya anitadolo di mobil gw…. gw buka kancing seragam pelan” di bantu anita… dengan napsu yang ganas… anita ngerti maksud gw and dya nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan gw muncul di depan gw….. dengan napsu di ujung rambut gw isap puting susunya tangan kiri gw megangin kepala belakang dya.. and tangan kanan gw ngeremes” dada yang satu lagi…. “ahhhhh…….. andre…… pelan” donkkk…….anita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”….. puting anita yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut gw and tiba” aja tubuhhhhh anita mejelijang seperti cacing kepanasan……. gw sedot trus dadaanita…. sampai puting itu terasa keras banget di mulut gw…. anita cuma diamdan terkulai lemas di mobil gw…. gw liat parkiran mobil di sekolahan gw udah sepi…. anita mengancingi baju seragamnya satu gw bantu supaya cepet….

selama perjalanan pulang anita tetap lemas dan memejamkan matanya… gw kecup keningnya sesampai di rumah gw….

anita bangun dan dya pengen ke kamar kecil… gw suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dya bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah…. selesai dari kamar mandi gw liat anita nyopot BHnya…. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu…..

belum sempat masukin baju ke tasnya dya… dya gw dorong gw tempat tidur… dan gw lahap bibirnya dan dya membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu… gw yang cuma make bokser doank… ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan gw….. gw bermain di leher dya dan gw buat cap merah lagi di lehernya…. gw sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make CD G string… dengan perlahan” dya nurunin roknya dan dy hanya menggunakan CDnya… gw copot dan gw jilatin vaginanya….. ” ahhhhhhhhhhhhhhhhhh……….. . Ndree…..ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya….. gw rasain vagina anita semakin keras… dan gw gigit kelentitnya dya terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu gw….. “Ndree.. puasin gwwww dunkkkkkkk.”…… nggak pake cing cong gw jilat n gw sodok” tuch vagina pake telunjuk gw…
“Ndree… gw keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” vagina anita basah ketika di depan mata gw.
di sedot sampai bersih tuch vagina…… udah gitu gw liat dya memegang bantal dengan keras. gw deketin dya dan gw cium bibir dya. ternyata dya blum lemas. dy bangkit dan memegang kontol gw dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras….. kontol gw di masukin ke mulutnya anita…. di masukan di keuarkan…. sampai” di sedot….uhhhhhhhhh….. nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi……. biji zakar gw juga nggak lupa ikut ke sedot….. pass biji gw di sedot rasanya gw pengen FLY……. kocokinanita semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi…… wajahnya tambah maniss kalo dya sambil horny begini…….. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …. crottttttttttttttttttttttttttt tt many gw tumpah semua ke lantai kamar gw…. yang sisanya di jilatin anita sampai bersuh…………………… …… gw bangkit dan menarik tangan anita… gw ciumin dadanya gw kenyot”lagi putingnya sampai merah……….. gw cupang di sebelah putingnya…. manis banget susunya……. membuat gw semakin napsu sama dya……………

“anitaku sayang…. masukinnn sekarang yach??”
“ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..”

gw bertukar posisi anita di bawah…. dan gw di atas… sebelum gw masukan gw gesek” dolo di depan vaginanya… belum gw masukin aja anita udah meringis”…. gw dorong perlan”… “Ndree… pelan” sakit. nee”….. di bantu dengan tangannya dya perlahan” kontol gw masuk…. baru seperempatnya masukkk gw cabut lagi dannn gw sodok lagi…. dan akhirnya masuk semua….. gw lihat anita sangat menderita…… tapi sepertinya dya seneng banget……. udah semuanya masuk gw goyangin… gw maju mundurin perlahan lahan….. bokong anita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan….. setelah beberapa menit gw goyang” tiba” badan anita mengejang semua….. dan akhirnya… anita orgasme untuk ke 3xnya…..

Gw cabut kembali penis gw dan anita berada di atas gw. Posisi ini membuat gw lebih rileks. Anita memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya penisku dan dimasukannya penisku ke vaginanya. Dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya. Badan anita naik turun mengikuti irama…. anita mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala gw…. posisi ini membuat gw bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus… gw emut” kecil putingnya anita dan meremas remasnya….. bokong anita terusss bergoyaanggg…….. ” ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss ndree…………” badan anitamengenjang dan ” andreeee…. akuuu pengen keluar lagi….”….. ” akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt……… tahannnn sebentarrrrrrr lagi…….”….. gw dan anita mempercepat permainan dan akhirnya……………”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh……………….. … gw keluar….. kata” itu yang mengakiri permainan ini..

Sampai sekarang pun anita tetep bermain sama gw. Kami tetap melakukan banyak hal. Dan gw di tunangin sama anita karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.